Masa Kehampaan

Akhirnya hasil tes tertulis keluar dan menyatakan gue lolos tahap pertama, tapi ternyata bukan rasa bahagia yang gue dapatkan. Malah rasa bingung gue harus gimana, karena tanggal pengumuman tahap ke-2 sama dengan tanggal dimana  gue resmi jadi mahasiswa fakultas teknik UGM. Ditambah lagi muka bahagia dari orangtua yang menandakan bahwa mereka lebih senang gue masuk STAN. Akhirnya gue memutuskan untuk mengikuti tes tahap 2..

Ketika Kenyataan Nggak Sejalan dengan Harapan

*usap air mata* hai bloggy ! kayaknya udah lama banget ya gua nggak ngeblog. Dan saat ini gua akan share unek-unek, kebahagian, dan kesedihan gua akhir-akhir ini.

Cerita ini berawal dari pengumuman SNMPTN. Hal yang membuat gua sangat senang karena bisa diterima di universitas impian gua dan tentunya karena prodi yang sesuia juga dengan impian. 

Graduation

Haloooo teman-teman bloggy semua ! Nggak kerasa udah hampir setahun gue vakum nge-blog karena berbagai macam kegiatan belajar yang sangat-sangat membosankan. Gimana nggak membosankan ?! setiap hari masuk jam ke 0 (jam 6 pagi) pulang terus les sampai jam setengah 5 habis itu ngerjain tugas, bla bla bla~ dan akhirnya tidur. Hal itu terulang terus menerus selama 1 tahun belakangan ini -__-. Oke, kembali ke topik. Kali ini gue akan bercerita tentang kelulusan. Benar-benar nggak kerasa udah 2 tahun gue menjalani kehidupan di SMA ini, semua terasa cepat *kenapa jadi sok puitis gini -.-* . Hari-hari di sekolah terisi dengan tidur di kelas, dimarahin guru, bolos jam ke 0, dan berbagai kenakalan remaja yang normal lainnya. 

Jumat 24 Mei 2013

Hari itu cuaca mendung, langit hitam menutupi Klaten. Tentu saja hari itu adalah bisa jadi  hari yang mendebarkan bagi siswa kelas 12 SMA. Ya, hari pengumuman kelulusan. 

Bagi gue, pengumuman kelulusan adalah hal yang biasa dan optimis lulus, pasti. Tapi yang gue takutkan adalah nilai-nya -____- , untung aja nilainya lumayan yaa meskipun nggak sebagus anak bali -.- . Hari itu gue udah berniat untuk di rumah aja, nggak ikut coret-coret seragam. Cuma diem di kamar, sampai nunggu ortu datang.